Monday, November 23, 2015

Patah Hati

Istilah patah hati biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi perasaan kecewa karena harapannya gagal.

Penyebabnya bisa beragam, walau biasanya patah hati dikaitkan dengan kekecewaan sepasang kekasih yang gagal dalam membina hubungan lebih lanjut.

Tingkat keparahan patah hati pun beragam, tergantung kondisi kesiapan mental yang bersangkutan.

Waktu pemulihannya juga tidak sama pada setiap orang. Ada yang cukup sekilas, sehari, seminggu, sebulan bahkan bertahun-tahun.

Ekspresinyapun berbeda-beda.

Ada yang hanya menyimpannya dalam hati, tidak  terekspresi, hanya akan terasa oleh orang-orang dekatnya, tanpa kata-kata.

Sebagian mengekspresikannya pada orang yang membuatnya patah hati dan beberapa orang yang dipilihnya.

Tapi ada juga orang yang patah hati, terkesan ingin semua orang mengetahui penderitaannya. Bertemu siapapun yang dikenalnya, terutama yang dianggap sahabat, dia akan curhat, bahkan berulang-ulang. Bahkan kini orang yang patah hati diberi sarana untuk mengeluarkan bebannya, dengan mengungkapkannya di wall face book yang lebih banyak lagi orang yang akan tahu patah hatinya.

Hmm. Sebagai orang yang patah hati, sebenarnya apa tujuan mengungkapkannya pada pihak lain?

Ada beberapa kemungkinan:

1. Sekedar ingin mengeluarkan gumpalan hati, tidak perduli ada yang mendengar atau tidak.
2. Ingin ada yang mendengar dan bersimpati padanya, misal dengan  mengusap punggungnya.
3. Ingin ada yang mendengar, menenangkan hati dan membantu mencari solusi agar segera keluar dari ketidaknyamanannya.

Nah! Di sinilah kita harus benar-benar memahami kondisi, apa yang diinginkan ybs. Jangan sampai kita salah sikap dan melakukan hal sia-sia bahkan merusak pertemanan yang ada.

Hmm.

Wednesday, November 18, 2015

Ujian keikhlasan

Ujian keikhlasan itu saat orang yang kita beri ide, bimbing n arahkan, sukses dg usahanya. Tapi seakan tidak peka saat kita butuh dibantu.

Astaghfirullah!

Yakin, kalau kesuksesannya karena andil kita semata?

Bagaimana dengan kita? Mampukah mengingat, (hanya mengingat nama) orang-orang yang berperan penting dalam kehidupan kita? Jangan-jangan menganggapnya penting pun, tidak?

Mampukah kita mengingat orang yang pernah menginspirasi? Mengajarkan kita membaca? Mengenalkan berbagai pengetahuan? Orang yang menolong saat kita jatuh saat kecil dulu? Mengingat saja?

Bagaimana kalau harus membalas kebaikan mereka semuanya?

Kita nggak akan sanggup.

Maka Allah perintahkan kita untuk ikhlas, lakukan kebaikan sebanyak-banyaknya, jangan harap balasan dari orang yang kita berbuat baik kepadanya, biarlah Allah yang akan membalas dengan lipatan yang tak terbilang.

Hmmm. Memang tidak mudah, tapi latihan yang sering kita lakukan akan membuat kita terbiasa.

Saturday, November 14, 2015

Sebab Kebencian


Ingin menyenangkan semua orang?

Sepertinya tidak mungkin, kecuali menyenangkan sebagian besar orang. Artinya, tetap saja ada yang tidak senang bahkan benci.

Sebagai makhluk sosial, sangat wajar kalau kita ingin nyaman dalam berkomunikasi dengan semua orang, tapi pada kenyataannya tak semudah itu. Ada saja hambatan dalam komunikasi yang kita temui, dan hambatan yang paling mendasar adalah adanya rasa tidak suka atau benci yang sudah tertanam di dalam hati.

Kalau pertanyaannya, mengapa orang membenci saya? jawabannya tidak akurat, walau sudah dikonfirmasi kepada yang membenci, karena tidak semua orang mau terbuka tentang itu.

Tapi setidaknya, beberapa masukan dari teman-teman fb berikut bisa kita jadikan acuan, kemudian ditambah dengan hal-hal yang menyebabkan kita tidak menyukai dan membenci orang lain.

1. Usil dan terlalu ingin tahu bahkan terkesan ikut campur urusan.

2. Iri terhadap keberhasilan/kesuksesan.

3. Merasa dihalangi kesuksesannya.

4. Merasa dirinya benar/ beda sudut pandang/ mempersepsikan orang lain sesuai persepsinya.

5. Informasi yang sampai tidak sesuai yang sebenarnya, hanya hal-hal yang menimbulkan rasa benci.

6. Terpengaruh orang lain yang dicintainya, tanpa tahu mengapa harus membenci.

Benci itu menyangkut rasa, jadi sifatnya subyektif. Kadang kita merasa kesulitan menghilangkan rasa ini walaupun sudah diupayakan dengan logika, tetap saja sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin mengubah benci menjadi cinta.

Hmm, jadi bagaimana solusinya?

Peliharalah benci itu jika ingin hatimu selalu sakit!

Hah?!

Lha, iyalah! Yang dibenci belum tentu tahu dan berusaha memperbaiki sikap, yang pasti sipembenci sakit hatinya.

Nasihatnya?

Cintai secukupnya, bencilah sewajarnya.

Cinta karena Allah, bencipun karena Allah, artinya ukurannya adalah aturan Allah.

Naaah! Artinya kita dituntut untuk lebih jauh mengenal Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya.


Friday, November 13, 2015

Hubungan Iman-Ibadah-Akhlak


Nggak sulit kok menjelaskan hubungan antara ketiganya, memahaminya pun relatif mudah.

Yang nggak mudah tuh, membuktikannya.

Kadang kita gagal membuktikan bahwa iman yang ada sebagai sebab dilaksanakannya ibadah dan menimbulkan rasa malu saat akhlak tak seindah iman  atau ibadah itu.

Kita ambil tiga contoh ibadah, ya?

1. Shalat

 ... Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar... (terjemah QS Al Ankabut :45)

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Terjemah QS Al Baqarah: 45-46)

Nggak perlu dijelaskan, ayat di atas sangat mudah dipahami. Jadi, shalat yang berdasarkan imanlah yang akan membuat pelakunya menjauhi perbuatan keji dan mungkar. 

2. Puasa

 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (terjemah QS. Al Baqarah : 183)

"Puasa adalah perisai. Jika pada hari dia puasa maka janganlah berkata keji atau kasar. Jika seseorang mencelanya atau menyerangnya,  hendaknya ia berkata, ‘Saya sedang puasa’." (HR Bukhari dan Muslim).

Hanya orang beriman yang rela bersusah payah puasa yang akan menghasilkan akhlak yang baik.

3. Haji

 (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.  ( terjemah QS. Al Baqarah : 197)

Dari contoh tiga ibadah ini, sudah bisa, kan disimpulkan adanya hubungan erat antara iman-ibadah-akhlak?
Artinya, ini bisa kita jadikan baromater untuk diri sendiri, bagaimana kondisi iman kita? Sudahkah mampu menjadi energi untuk melaksanakan ibadah? Sudah baikkah ibadah kita sehingga akhlak yang muncul adalah mulia? 

Yang merasakan kebaikan akhlak kita adalah orang lain dan lingkungan, maka bercerminlah padanya.


Thursday, November 12, 2015

Egois itu...Kamu



Label egois sangat jarang ditempelkan pada diri sendiri, dan tentunya berkonotasi negatif.

Kebanyakan kita beranggapan atau mendefenisikan egois itu sebagai sikap yang mencerminkan mau menang sendiri, memikirkan diri sendiri, cari enak sendiri, dll, yang biasanya berefek pada pengabaian terhadap orang lain.

Tentu sangat menyakitkan kalau orang yang berlabel egois itu adalah pasangan hidup kita.

Bayangkan!

Pastinya orang yang paling merasakan pengabaiannya adalah kita, yang setiap saat mendampinginya. Fuihh!

Mau ganti pasangan?

Ha ha ha, tentu tak semudah ganti hape, kan?

Apa mau mengubahnya?

Tentu tak semudah membuat donat, kan?

Karakter itu sudah terbentuk sebelum dia menjadi pasangan kita, sudah jadi.

So? Bagaimana supaya kita tetap nyaman mendampinginya?

1. Evaluasi ulang persepsi kita tentang egois. Tidak selamanya egois itu buruk!

Mari resapi kalimat berikut: 

"Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka!"

Itu perintah untuk egois, kan? Itu perintah Allah, lho.

Kalau egois, bertahan dengan pendapatnya dalam upaya menjaga keluarga dari hal-hal yang tidak disukai Allah, apakah itu buruk? 
Ketika kita menyadari bahwa alasan egoisnya karena itu, mungkin kita sebagai pasangan perlu membantunya dalam mengkomunikasikan sehingga kesan egoisnya dapat dikurangi.

2. Evaluasi kondisi emosi kita saat itu, obyektifkah kita menilainya egois? Jangan-jangan justru kita sedang egois?

Sebaiknya, pending dulu komunikasi, tunggu saat yang tepat.

Benar! Komunikasi adalah cara untuk menjembatani dua jiwa yang kemungkinan sama-sama egois.

3. Pada dasarnya setiap kita adalah egois. Bagaimana refleksinya dalam sikap, sangat tergantung temperamen dominan yang kita miliki. Belajar memahami orangnlain dengan memposisikn diri sebagai dia akan sangat membantu salingmpengeryian dan penerimaan antar pasangan.

Kuncinya ada pada komunikasi sehat, maka latihlah terus agar rasa segelombang semakin terwujud nyata dalam keseharian kita.

Tuesday, November 10, 2015

Menjadi Pendamping Perubahan Yang Disukai

Tema diskusi di beranda fb pada 9 Nopember 2015

Jika...jika, yaaa

Kamu merasa mempunyai kebiasaan bahkan cenderung kecanduan dengan suatu perbuatan yang tergolong maksiat, tapi menurutmu itu bagian dari naluri yang wajar diikuti dan kamu ingin berubah dan meninggalkan hobi itu.
Dalam prosesnya kamu butuh seseorang untuk mendampingi.

Pertanyaannya : Sikap apa yang kau harap dari sang pendamping?

Misal :
1. Dia sering berikan dalil2 yg menunjukkan bahwa perbuatan itu maksiat dan memintamu untuk segera menghentikannya.
2. Dia berusaha memahami bahkan membiarkanmu tetap melakukannya, tapi sering diajak membahasnya, sampai kamu memutuskan sendiri kapan berhenti total.
3. Menakut-nakuti dengan dosa dan akibat buruk dari perbuatan itu.
4. Dll.

Dari beberapa komentar yang masuk, bolehlah kita simpulkan beberapa hal sebagai pegangan jika suatu saat kita berkesempatan menjadi pendamping.

1. Posisikan diri sebagai sahabat yang menginginkan perubahan sikap ke arah yang lebih  baik.

2. Sebagai pendamping, upayakan kita memahami karakternya, agar dapat memilih sikap yang tepat dan efektif. Bisa dicoba dengan dosis ringan, misal membahas sedikit dalil untuk mengukur reaksinya, kalau terlihat dia nggak suka, bersabarlah untuk tidak mengeluarkan dalil, atau ambil substansi dalil dan pilih ungkapan logis, sehingga lebih enak diterima.

3. Ada orang yang suka dibimbing dengan cara pertama, karena dengan begitu dia merasakan kesungguhan dalam upayanya untuk berubah. Tapi ada juga yang tidak suka, karena merasa dipaksa atau ditekan, terlebih dia tahu, pembimbingnya pernah melakukan hal yang sama.

4. Kebanyakan orang suka dengan cara yang kedua, ingin dipahami dan dimaklumi, dibimbing tapi tidak didikte, sampai tumbuh kesadarannya untuk melakukan perubahan. Dibutuhkan kesabaran dan kekuatan mental untuk tidak terlarut.

Terlepas dari cara, satu hal yang perlu ditanamkan padanya, tentang naluri. Banyak sekali naluri atau kecenderungan manusia yang menyertainya, seperti kecenderungan pada kebenaran, mencintai, membenci, keluh kesah, kikir, dll.
Semua naluri itu juga bagian ujian kehidupan, semuanya harus proporsional dan pada tempat yang seharusnya.

Mengajak kepada kebaikan memang bukan pekerjaan mudah, karena bersentuhan langsung dengan jiwa manusia. Itu sebabnya, kita tidak bisa mengabaikan keterlibatan Allah dalam prosesnya, karena Dialah yang menggenggam jiwa dan membolak-balikkan hati manusia.

Monday, November 9, 2015

Sikap Pemberi Hutang

Mungkin tak ada manusia yang ingin terlibat hutang, tetapi kehidupan mengantarkannya pada syariat yang dibolehkan ini.

Ghalibnya, seseorang akan berhutang karena harus memenuhi kebutuhan tapi tidak ada kemampuan finansial, sedangkan yang memberi hutang biasanya mempunyai kelebihan dari yang dibutuhkannya.

Awalnya, masalah hutang-piutang ini sederhana, dia bagian dari tolong-menolong yang dianjurkan,  jika sesuai dengan prosedur yang sudah diatur:

1. Penghutang membutuhkan sesuatu (biasanya uang)
2. Yang memberi hutang mempunyai sesuatu itu dan ikhlas menghutangkannya.
3. Ada pencatatan hutang yang dihadiri saksi, berisi jumlah yang dihutang, tenggang waktu pembayaran, bila perlu konskuensi bila tidak tepat janji.

Masalah menjadi rumit ketika yang terjadi tidak sesuai dengan yang direncanakan, hutang belum dibayar saat jatuh tempo.

Banyak faktor penyebab dan sikap penghutang yang tidak tepat waktu dalam pembayaran.

Masalah akan semakin rumit  saat hutang tidak murni hutang, tapi menyangkut perdagangan dsb.

Ada beberapa sikap yang biasanya diambil oleh pemberi hutang saat terjadi hal di atas:
1. Mengingatkan/menagih
2. Membiarkan.
3. Membawanya ke ranah hukum.
4. Berjanji tidak akan memberinya hutang lagi.

Sebagai yang memberi hutang, kita boleh memilih sikap, tentu dengan pertimbangan yang matang, hanya satu hal yang perlu diperhatikan, jangan sampai niat awal kita menolongnya rusak karena sikap yang kita ambil menghilangkan keikhlasan, menambah dosa, mengotori dan menyakiti hati sendiri.

Jika kita melihatnya dari kaca mata keimanan, banyak catatan yang bisa kita buat berkaitan dengan masalah ini:
1.  Beriman kepada takdir, tak kan ada yang terjadi tanpa perkenan-Nya.
2. Niatkan segala kebaikan, menolong, semata karena Allah, sebagai wujud rasa syukur atas perkenannya berada pada posisi tangan di atas. Allah takkan pernah lupa membalas setiap amal  baik hamba-Nya.
3. Hindari kepanikan dan amarah saat terjadi hal-hal yang tidak disukai, karena itu berpotensi  melakukan tindak anarkis.
4. Rizki Allah sangat luas, bisa jadi hutang tidak kembali tapi Allah sudah menggantinya dengan berlipat-lipat dalam wujud dan cara lain.
5. Kita tidak tahu esok hari akan sepeti apa, bisa jadi Allah akan menguji kita di masa depan dengan ujian yang sama dengan yang di alami penghutang sekarang.
6. Ini juga ujian, apakah dengan kejadian seperti ini kita tidak mau lagi menolong orang lain yang kesulitan karena trauma, takut mengalami nasib yang sama.

.

Friday, November 6, 2015

Tipe Wanita Dalam Menanggapi Pria Via Inbox

Fenomena media sosial memang luar biasa dalam kehidupan sosial manusia.

Salah satu fasilitas yang tersedia adalah inbox di facebook.

Banyak hal sudah terjadi diawali komunikasi via inbox antara wanita dan pria bukan mahram dari berbagai jenjang usia.
Srbagaimana fasilitas yang lain, dampaknya ada yang positif juga negatif.

Terlepas dari siapa yang lebih dahulu memulai, mari kita lihat beberapa jenis sikap yang diambil para wanita sebagai tanggapannya. Agar lebih keren, kita gunakan istilah tipe. Opini ini berdasarkan logika semata berdasarkan pengamatan pribadi. Jika baik, silakan digunakan, jika tidak swtuju ya no problem 😃. Tapi akan sangat membahagiakan jika setuju atau tidaknya disertai komentar untuk menambah wawasan kita terhadap manusia.

Baik, kita mulai.

1. Tipe sales/ bisnis mowen.
Setiap ada yang ingin mendekat, pikiran pertama adalah apa yang bisa kujual padanya. Semua orang adalah calon konsumen, termasuk laki-laki yang mendekat via inbox.

2. Tipe konsumen.
Nih orang mau nawarin apa, ya? Mungkin apa yang kucari ada padanya.

3. Tipe kesepian 😃
Wanita ini selalu merasa kurang dengan orang-orang yang ada si sekitarnya. Dia ingin selalu menambah teman.

4. Tipe sicantik (agak bingung kasih namanya 😃)
Wanita ini merasa, setiap lelaki yang mendekatinya berniat menggoda, apalagi via inbox, kan privasi banget. Dalam pikirannya, pria tak dikenal yang menyapanya via inbox hanya satu motivasinya yaitu tertarik padanya, pdkt dan berpotensi mengganggu hidupnya, terutama yang sudah bersuami.

5. Tipe sikorban.
Dia terobsesi dengan kejahatan dunia maya yang sering di dengarnya. Dia begitu memproteksi diri agar tidak jadi korban penipuan dan sejenisnya.

6. Tipe konsultan.
Siapapun yang mendekat, apalagi via inbox, dianggap sedang bermasalah dan ingin curhat dan berkonsultasi.

7. Tipe daiyah
Nah! Baginya, tak ada yang terjadi tanpa izin Allah, dan pasti ada tujuannya. Dia menganggap ini amanah, obyek dakwah yang mendekat, ya harus dikelola sebaik-baiknya.

8.Type tangan terbuka, menerima siapapun dengan tujuan menawarkan persahabatan yang hangat. Baginya mempererat silaturahim adalah kebaikan. Tak mempunyai sebersit pun rasa buruk sangka.

9. Tipe Sok Suci (tega deh Rein Haart 😃)
Tipe yang kalau chat sama cowok secara japri, bukan di grup, berasa lagi mojok berdua, khalwat. Jadi kalau disapa cowok ndak dikenal di inbox apalagi nanya hal2 privasi ditambah lagi tengah malam, lgsg ilfeel.

10. Tipe cuek, tegas n lugas
Kalau inboxnya nanya info yg baik ya dijawab saja dan selesai. Tapi kalau ngajak kenalan atau nanya yg gak penting ya langsung abaikan aja, selesai.

11. Silakan menambahkan, kalau ada yang belum terwakili.

Thursday, November 5, 2015

Cerdas Itu...

Hasil diskusi di beranda fb

Diskusi yang berlangsung hampir 3 jam dengan tema : Apa itu cerdas? Apa puncak kecerdasan?

Beberapa pendapat :

Cerdas adalah :
- dapat menyelesaikan masalah dengan cara unik dan keren ( Evi Tia)
- gesit, selaras, serasi dan seimbang dalam memenej waktu ( Anita Sofiana M)
- menemukan ide dan solusi saat menghadapi masalah ( Indarti Agustina )
- mengerti keadaan, bertindak sesuai ilmu secara efektif dan efisien dan masih di dalam peraturan dan norma yang berlaku( Ilyas Ramdhani)
- vonis yang diterapkan pada seseorang yang tidak membutuhkan vonis tersebut, justru kebutuhan itu milik yang memvonis ( Mbetik Seno Wibowo)
- mampu menyederhanakan yang rumit, merupakn buah ketekunan, karena terlatih, terbiasa, jadi otaknya mudah connect karena terbiasa menyelesaikan masalah. ( Durroh Fuadin Kurniati Runi)
- mampu menyelesaikan masalah hidup dengan cepat dan mudah! (Asih Wardhani)
- Cerdas itu genetik bawaan, berhasil memecahkan masalah atau urusan tanpa persiapan, dengan cara tidak lazim/luar biasa, tidak terikat aturan, tidak terikat kapan analisis, kapan santai, kapan bergerak. ( Harun Varun Fahim)
- Cerdas itu punya inisiatif yang positif ( Desi Qiwuk )
- tahu kapan dia harus ngomong dan kapan harus diem ( Umi Sakdiyah
- lebih banyak memikirkan bekal pulang ke kampung akhirat. ( Wirya Ningsih)
- Mampu memahami sedikit lebih mudah, mampu menjelaskan sedikit lebih sederhana, dan mampu mengamalkan sedikit lebih baik, puncak kecerdasan terjadi saat kita mampu memahami tentang penciptaan, makna hidup dan menjelaskannya sebagai tujuan hidup dan mengamalkannya untuk kemanfaatan dengan semaksimal yang kita mampu. ( Hasta Kiyoshi)
- punya pemikiran tajam, bisa menyederhanakan hal-hal yang rumit.(Anya Amakusa)
- cerdas = pandai beesyukur=bahagia, selalu ingat mati, sadar tujuan penciptaan. ( Ferry Hidayat)

Oke, kita simpulkan.

1. Jangan terlalu pusing dengan pelabelan cerdas oleh manusia, karena sangat relatif dan sesuai kepentingan yang memberi label. 😃
2. Cerdas itu memahami dari mana asal kehidupan, apa tujuannya dihidupkan dan kemana akhirnya.
3. Berupaya mewujudkan pemahamannya itu (2) untuk mencapai puncak kesuksesan, yaitu bahagia dunia dan utamanya akhirat yang kekal abadi. 

Tuesday, November 3, 2015

Ancaman Anak

Seorang teman baru saja mendapat musibah, anaknya yang berusia 7 tahun harus dioperasi karena kanker di kelenjar tiroidnya.

Bukan operasi dan penyakitnya yang akan disorot, tapi pola kebiasaan yang diduga mengantarkan sikecil mengalami nasib seperti itu.

Menurut keterangan dokter, genetik merupakan salah satu faktor pemicunya, ditambah dengan perlakuan lingkungan dan pola hidup.

Sudah masyhur kita dengar, bahwa ada jenis makanan dengan kandungan zat tertentu yang dituduh menyuburkan kanker, misalnya pengawet, pewarna, pengembang, penguat rasa, pemanis yang semuanya sintetis, ditambah lagi hormon, seperti ayam potong, dsb.

Menurut orang tuanya, sejak umur 4 tahun sianak enggan makan nasi dan pelengkapnya, bahkan bisa dibilang tidak makan nasi.

Apa makannya? Mi instan, ayam goreng krispi, nugget, sosis dan sejwnisnya. Begitu juga dengan minuman, sangat jarang minum air bening, dia maunya minuman kemasan, susu kotak, teh gelas, ale-ale dan sejenisnya, minuman bersoda, dll.

Kok dibiarkan?

Kata orang tuanya, daripada anak nggak makan, sebab jika maunya tidak diikuti, anak mengancam nggak makan, dan ancaman itu dilakukannya.

Adakah di antara teman-teman yang mengalami hal seperti ini?

Bagaimana solusinya?

Beberapa komentar teman fb :

1. Fitria Moch. : Innalilahiwainnailaihirojiun. Semoga lekas sembuh yang diberi sakit n semoga kuat orang tuanya. Aku belum nikah jadi belum ngerti piye menanggulangi kalau punya anak macam ini. Tapi, aku pernah nyimak menantu e Mbh yang aku ikutin dulu pernah Ngomong gini; "anak gak makan berarti gak lapar, ntar kalau lapar ya juga makan, jangan keterlaluan memanjakan". Gitu. Kalau dipikir2 ya OK juga ya, kalau dipraktekkan.

2. Asih Wardani : Perbanyak makan sayur dan buah. Kanker kelenjar thyroid nggak bisa dioperasi. Usia hak Allah. Tapi kalau nggak diperbaiki segera pola makannya, insya Allah hanya beberapa bulan saja waktunya.

3. Desi Qiwuk : Maaf hanya sedikit saran, kenapa tidak mencoba menu kreasi agar sianak mau makan  seperti buat nuget sendiri dengan cetakan yg lucu-lucu?

4. Aura Maharani : Gejalanya apa, ya?

5. Neny Suswati :  Nggak ada keluhan anak, hanya ada benjolan di leher, gejala yang dikonfirmasi dokter, keringat malam.

6. Rara Aghni : Ponakan teman belum lama dioperasi bagian kepala sampai 3 kali karena tiap hari makan sosis, nuget, chicken. Anak ketiga saya dulu suka ngancam kalau marah. Kabur keluar. Dikejar tambah kenceng/jauh. Kalau masih bisa tertangkap aku peluk, ajak ngobrol, istighfar. Dendamnya besar sekali. Tapi kalau terlanjur lepas dan lari, aku balik ancam. Kunci pintu rumah dari dalam. Diam-diam kakaknya suruh ngikutin (nggak boleh ketauan). Akhirnya dia pulang sendiri. Baru kujelaskan bahaya di luar (kendaraan atau penculikan). Alhamdulillah, sekarang tidak lagi.

7. Varun Vahim : Biarin aja kalau gak mau makan. Jadi anak kok manja banget. Tuh, buktinya ponakan saya. Gak pernah dimanjain. Katanya gak doyan makanan ibunya karena memang awal-awal ibu muda belum terbiasa masak yang menggoda atau apalah. Dan si anak maunya makan pakai nugget atau sossis atau ayam. Gak suka jangan gori, jangan jipang, jangan godhong jendal. Tapi ya dibiarin aja sama dibentak "Ya udah situ kalau gak mau makan. Bunda gak mau repot. Bunda sudah bilang sama om Harun kalau kamu makan supaya tidak dikasih makanan enak!" Eh, lama-lama saya perhatikan kok ponakan saya makan apa aja mau. Walaupun diajak jalan-jalan ke restoran sama ayahnya. Tapi kadang makan sama sayur tahu sawi bumbu tempe bosok saja mau kok.

8. Tata Surya :  Anak saya juga tipe yang amat sangat susah makan, dari lahir sampai umur 2 tahun jarang makan nasi, kadang 2 hari sekali bahkan seminggu sekali. Biasanya kalau sudah begitu saya beri penambah nafsu makan, kalau sudah mau makan lagi saya hentikan takut kecanduan.saya sangat menghindari jajan yang mengandung vitsin, minuman yang bersoda dan yang kemasan. Kalau tidak kita biasakan anak tidak meminta, kita yang harus mengendalikan anak. Orang tua harus tegas tanpa membentak, walaupun anak nangis kalau kita komitmen anak akan nurut. Saya juga jarang banget makan mi instan, sebulan sekali belum tentu, saya lebih suka masak, karena saya nggak pakai vitsin masaknya, paling pakai ro*** itupun sangat sedikit, kalau masakan beli banyak vitsin. Percayalah,  dengan bertambahny usia anak mulai mau makan dengan sendirinya. Kita yanqg harus komitmen menjaga makanan sehat mereka. Anak saya juga suka makan sayur, karena tiap hari saya masak sayur. Awalnya saya bilang kalau mau kuat kayak popey kartun kesukaanya harus makan bayam, terus biar matanya tajam kayak kelinci harus makan wortel. Intinya tidak semua keinginan anak kita ikuti, komitmen sebagai orang tua tanpa bentakan tapi beri pengertian berkali kali dengan penuh kesabaran tanpa bosan.

9. Neny Suswati : Kemungkinan besar, anak yang suka mengancam karena orang tuanya suka atau pernah mengancam dan sangat membekas di hatinya, itu sebabnya perlu koreksi diri orang tua dalam sikapnya. Anak itu pembelajar cerdas dan cepat

10. Unni Amy : Kalau ada orang tua bilang ke anaknya begini,  "Kalau adek nakal lagi besok nggak  mama ajak jalan-jalan lagi, yah."  Itu ngancam juga yah?  Atuw menerapkan hukuman? #Belajar buat persiapan kalau si dedek udah mulai besar.

11. Neny Suswati : Ya Unni Amy, itu ancaman. Bukan haram sih, hanya perlu diperhitungkan, masalahnya apa, ancamannya apa, bisa dilaksanakan nggak. Istilah nakal, itu harus diperjelas, agar anak paham, disebut nakal itu gimana, kreatif itu gimana 😊

12 : Rikzaa Taqiyya : Mungkin anak yang suka mengancam sekali-kali dituruti keinginannya yaitu tidak makan. Beri dia pelajaran bagaimana rasanya lapar. Mungkin saat lapar akan terpaksa mengikuti mau orangtuanya. Yang diatur itu anak, dan yang mengatur itu orag tua. Orangtuanya yang harus tegas. Dan mengubah pola rayuannya terhadap anak. Jangan dijanjikan hal yang instan.

13. Lena Agusrini : Dulu pernah keponakan suka mengancam. Kalau minta sesuatu tidak dituruti nggak mau makan. Ajaran ibu (ojo kalah karo anak). Jangan dituruti,  kalau laper pasti makan. Memang sih kadang nggak tega tapi harus ada pendidikan dan pemahaman.

14. Umi Sakdiyah : Wah paling susah ngadepin anak seperti itu. Anak saya yang kedua kalau minta sesuatu harus bin wajib. Pernah minta mainan nggak dibeliin mau loncat dari bajaj. Habis itu aku paksain tegas tega-tegain nolak, terus kalau dia ngamuk aku kasih hukuman. Misal nggak boleh main game, atau nggak boleh main di luar atau nggak dikasih uang jajan, pokoknya hal yang paling dia sukai. Alhamdulillah sekarang mendingan.

15. Gustin Pamungkas : Udah dirayu-rayu, dibujuk, tetap nggak mau makan, ya sudah, biarin aja, nanti juga kalau lapar tau-tau bilang, "Bunda, laper, mau makan".

16. Lena Agusrini : Alhamdulillah anak saya sampai hari ini belum pernah minum-minuman instan kecuali susu kotak. Dan baru kenal chi** setahun ini, itu pun saya kasih syarat bolehnya satu bulan satu bungkus yang paling kecil dan kalau dia nggak minta pas jadwalnya saya nggak kasih (pura2 ikutan lupa), kalau permen sama coklat  sudah makan dari umur 3 tahun tapi sekali lagi saya batasi.
#Solusinya kita mesti tegas aja ke anak. Di rumah jangan pernah manjadikan anak yang komandoin kita.

17. Mierza Miranti : Mungkin bisa disiasati dengan minuman dan makanan sehat.  Kalau udah disediakan ( ini saya loh ya) ya saya biarkan tubuhnya bilang dia lapar. Resiko pendidikan harus tega.

18. Indah Permata Sari : Saya belum menikah, tapi saya cuma bisa share apa yamg diajarkan mama ke saya. Beliau berlaku tegas dan memberikan pilihan dalam kehendak anak. Misal :  Ma, mau bola.
Indah mau bola atau susu? Kalau bola kita capek nak, kalau susu kan kenyang...kalo beli bola nanti nggak boleh beli susu (padahal karena  anak cewek jadi digituin). Trus dijawab, ya udah, Ma buat beli susu aja. Dan masih banyak metode lain yang dterapkan mama. Intinya. Anak itu adalah anak kita, dan sebelum dia dewasa maka kita yang mengendalikan bukan sebaliknya.

19. Sagita : Alhamdulillah anakku doyan makan nasi dan sayur juga ikan, tapi harus sabar nyuapinya,  aku gendong sianak sambil lahat ikan atau kambing tetangga biasanya begitu.

20. Ika Sehati : Kalau kami, nugget itu buat awal puasa ramadhan......perangsang biar semangat sahur. Kalau sayur sejak belajar makan sudah terbiasa.mulai bubur saring sudah pake sayur jadi sampai bisa makan sendiri mereka nggak masalah dengan sayur.bahkan kemangi kadang anak petik sendiri buat makan.

21. Ridha Bundanya Affan : Apa mungkin dari awal makanan pendamping asi mempengaruhi? Anak saya dari mpasi selalu dijaga dan saya tegaskn sama keluarga tidak ada yg boleh memberi apapun kecuali makanan dari saya. Sampai sekarang anak saya usia 3 th keluarga saya kalau ngasih sesuatu ke anak saya selalu tanya saya boleh apa nggak. Baru th ke3 ini anak sàya makan kue semacam oreo tapi masih dibatasi,kalau sayur sama nasi alhmdulillh dia lahap. Kalau kayak nuget saya bikin baru sekarang beli tapi tetap yang bebas msg dn pengawet tapi saya sering dibilang terlalu protec, tapi saya berfikir anak sebsar ini agak sulit diajak bicara kalau pun nanti sudah bisa dia minta, saya yakin dia sudah lebih mengerti dan pasti tubuhnya punya alarm sendiri.

22. Diah Vijayanti Shanti : Kita mesti tegas,apa lagi masalah makanan, karena kalau yang berbahaya itu justru anak-anak suka, tapi kita sebagai orang tua, juga ada andil. Karena sibuk, harus bejerja dll, jadi cari bahan instan...yang simpel. tapi kalsu untuk ibu rumah tangga seperti saya mengalah sedikit repot untuk request anak2. Karena sudaa puas lihat anak2 sakit..insya Allah memang di hindari sih, makanan2...begtu.

23. Aan Anamah : Dari mana anak mengenal makanan itu? Tentu dari orang2 terdekatnya. Saya berusaha tidak 'mengenalkan' anak pada makanan instan. toh, semakin ia bertambah usia, iapun mengenalnya. mungkin Bunda sangat sibuk, tapi please, sayangilah buah hati kita. Di usia 5th putra saya, ketika sakit, alhamdulillah sudah tau mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak.

24. Teti Suryati Widodo : Alhamdulillah.... Anak2 doyan makan dr kecil sayur ikan dll..... Tdk ada stok mie instan nugget dll kalau kepingin sekali-srkali baru beli, itupun hanya untuk sekali makan saja. Bapanya anak2 memang terbiasa makan sehat. Jadi anak-anak kebawa. Kalau sesekali makan di luar pun jarang menju junk food.... Alhamdulillah badannya semua tinggi2 dan sehat. (Gen bapa). Jadi..... Beri contoh dari kita dulu sebagai orang tua biar anak juga terbiasa dengan pola kita.