Sunday, June 28, 2015
Rahasia Di Balik Kerupuk
Friday, June 26, 2015
Belajar Dari Ramadhan
Thursday, June 25, 2015
Potensi Keperempuanan
Monday, June 15, 2015
Menanggapi Berita
Adakah kesengajaan melempar berita yang memancing komentar negatif, kemudian diklarifikasi, ataukah memang ada pengaruh dari komentar-komentar itu yang akan membahayakan jika tidak diklarifikasi?
Ataukah itu suatu cara membiasakan masyarakat sehingga akhirnya malas mengikuti perkembangan dan menerima kebijakan apa saja tanpa sosialisasi sebelumnya karena merasa mungkin ketinggalan informasi?
Hmm, jujur, sikap pertama yang saya ambil adalah menghindari kesalahan dalam menilai situasi atau berkomentar, karena saya harus bertanggung jawab terhadap apa yang saya komentarkan.
Dan saya lebih suka memikirkan solusi apa dari sebuah masalah yang yang sedang ramai diberitakan.
Doorprize
Biasa diberikan pada peserta sebuah acara kumpul-kumpul. Ada yang dengan diundi, ada yang dengan sebab atau alasan tertentu.
Dalam sebuah acara kajian, pemateri seeing memberikan doorprize berupa buku atau lainnya sebagai cara agar peserta memperhatikan apa yang disampaikan atau untuk memotivasi melakukan amqlan tertentu.
Beberapa alasan yang sering digunakan untuk memilih pezerta yang berhak mendapatkan doorprize, antara lain:
1. Yang hadir pertama (tidak termasuk panitia)
2. Yang bertanya atau menjawab pertanyaan pemateri.
3. Yang tilawahnya terbanyak dalam pekan itu.
4. Yang sholat malamnya terbanyak dalam pekan itu.
Ada satu lagi
Yang anaknya paling banyak!
Lho?
Iya, yang anaknya paling banyak dari seluruh peserta. Saya dan suami sering mendapatkan doorptize karena itu, karena jumlah 6 orang anak untuk saat ini termasuk banyak, sangat banyak malah.
Ada masalah?
Selama ini tidak ada. Baik-baik saja, walaupun pernah terpikir apakah mempunyai banyak anak termasuk prestasi? Tapi pikiran itu kami abaikan, toh tidak ada salahnya, apalagi kami yang dapat hadiah itu
Tapi tidak dengan hari ini.
Walaupun tidak dapat doorprize, karena dari peserta ada yang anaknya lebih dari 6, tapi tadi ada yang menyampaikan, kalau didekatnya ad yang bergumam,"Siapa yang nggak mau dikasih anak banyak?"
Astaghfirullah!
Apakah kriteria untuk yang memiliki anak banyak telah menyakiti hati saudara kami? Membuatnya sedih?
Semoga beliau bersedia memaafkan kekhilafan ini.
Monday, June 8, 2015
Buatkan Kami Seragam
Wednesday, June 3, 2015
Membangun Citra Diri
CITRA DIRI = Pandangan yang kita buat tentang diri kita sendiri.
1. Dalam akidah
- memaksa dan terus meningkatkan kualitas akidah yg lurus (untuk diri sendiri)
- toleran dengan akidah orang lain karena terkait dengan hidayah dan pemahaman, berusaha meluruskannya sebisa mungkin, mengembalikan hasilnya pada kehendak Allah.
2. Dalam ibadah
-menyadari sepenuhnya, belum layak masuk ke dalam golongan ahli ibadah, tapi terus berupaya meningkatkan kualitas keikhlasan dan kuantitas ibadah. Berupaya setiap aktivitas diniatkan sbg ibadah sbg tugas hidup dan tujuan diciptakannya.
- menghargai ibadah orang lain, sekecil apapun dan berhusnudzon tentang keikhlasannya. Saling mengingatkan untuk meningkatkan kualitas dan kualitas ibadah dengan cara simpatik dan menghindari menilai keikhlasan ibadah orang lain.
3. Dalam hal akhlak:
- Menyadari sepenuhnya bahwa akhlak diri masih harus terus diperbaiki. Baik akhlak kepada Allah, Rasul, Al Qur'an, orang tua, suami, anak-anak, masyarakat dll.
- Mengutamakan husnudzon saat melihat akhlak orang lain yg kurang berkenan di hati, mereka juga sdg dalam proses memperbaiki diri, ikut membantu dlm upaya perbaikan itu bila ada kesempatan.
4. Dalam dakwah
-Bersyukur dengan kesempatan dakwah yang diberikan Allah dan menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya.
- Memilih cara dakwah dengan sikap bijaksana dan penjelasan yang baik, bila perlu berdiskusi bahkan berbantahan, tetap dengan cara yang baik. Menahan diri untuk tidak terpancing bersikap yang tidak layak dan menimbulkan kebencian terhadap orang-orang yang masih berpotensi menjadi lebih baik.
- Meninggalkan tempat saat di sana terjadi pelecehan terhadap Islam dan yang terkait dengannya, dan tak ada kemampuan untuk meluruskannya.
Tulisan di atas adalah contoh membangun citra diri. Setiap orang bisa berbeda sudut pandang dalam hal ini. Ada yang melihatnya dari sisi kekeluargaan, persahabatan, profesi, talenta, dll.
Dengan membangun citra diri, setidaknya ada gambaran, dalam hal apa akan dilakukan perbaikan diri. Ada juga yang mengatakan, citra diri adalah apa yang kita inginkan orang memandang kita.