Saturday, November 30, 2013

TIGA GENERASI




ini ibu, aku memanggilnya mamak
wanita mulia yang telah mengantarku kedunia
dengan pengorbanan, keikhlasan dan kegigihannya
jadilah aku seperti sekarang ini

usianya 85 tahun
sehat selalu, hanya satu sakitnya
pilek dan flu ketika cuaca dingin

kesehariannya beliau rutin Tilawah Al Quran
juga membaca terjemahannya
selain itu rutin mendengarkan ceramah agama
juga rutin mengikuti berita dari radio tuanya

di usia senjanya, beliau tetap tidak ingin
merepotkan dan memberatkan anak anaknya
walau semua anaknya ingin merawat dan melayaninya
beliau tetap masak sendiri ketika menginginkan sesuatu
yang tak terhidang di meja

aku kini, lebih setengah dari usia mamak
berarti 30 atau 40 tahun ke depan
aku akan seperti mamak
di usianya kini, mamak masih bisa tilawah dan membaca
bagaimana denganku nanti,
sedang kini tanpa kacamata buku di tangan tak terbaca
tilawahpun butuh Al Quran dengan ukuran yang sulit di bawa bawa
masihkah telinga sempurna mendengar orang bicara?
akankah tubuhku sesehat mamak
sedang kini lelah sedikit terasa sudah renta?
apa yang bisa kusiapkan agar masa tuaku tak membosankan?

Aha!
ini anakku, pelanjut estafet perjuanganku
akupun tak ingin merepotkannya di masa tuaku
tapi aku sangat ingin tahu
apakah dia ingin sekali merawatku nanti?
kuingin dia merawatku bukan karena membalas pengorbananku
tapi karena ketaatannya pada Robbul Izzati

MUJAHID JANGKRIK 11


Sudah baca buku La Tahzan?

Sepi, tak ada jawaban.

***

Masa berkabung hanya tiga hari, itu kata Rasulullah, manusia pertama yang harus kita cintai sebelum siapapun. Kesedihan, sedalam apapun tak boleh mengurangi penghambaan kita kepada Allah, karena memang kita di cipta hanya untuk itu, bukan yang lain.
Kau bersedih sudah lebih dari lima tahun, masihkah akan kau perpanjang? Keluarlah dari persembunyianmu, kesendirianmu. Terlalu sayang bila keindahan ukhuwah kau tinggalkan hanya untuk meni’mati kesedihanmu yang tak berujung.

Bila sedih itu tak jua beranjak pergi, bila kecewa selalu menggelayuti, bisikkan pada jiwamu,’ Yaa Robb, siapakah aku ini? Beraninya aku kecewa dengan kehendakMu?

Aku sangat faham apa yang kau rasa, sedih hatimu, sesak dadamu menahan rindu. Aku pernah muda, pernah seusiamu, pernah jatuh cinta tak berbalas, sakit! Sangat! Tapi semua aku kendalikan, dia yang kucinta tak tahu.
Siapapun tak kuberi tahu, hanya Dia sipemilik cinta tempatku mengadu. Air mata kutumpahkan saat tahajud panjangku. Imanku selalu menuntunku tuk menerima itu dengan lapang dada dan hanya kebaikan kumohonkan untuk penggantinya.

Biarlah Allah yang memilihkan penggantinya. Namanya kuukir di satu sudut hatiku, yang suatu saat muncul sebagai kenangan manis memoriku, sambil senyum kuberujar, ‘ jika dulu ku bersatu  denganmu, apakah kehidupanku sebaik saat ini?

Itu sebabnya aku tak segera meninggalkanmu, aku empati dengan apa yang terjadi padamu. Aku tak rela syaithon tertawa melihatmu jatuh karena cinta, aku tak rela da’wah ini kehilangan satu tentaranya karena tersandung kerikil cinta.

***

Sampai pagi pesan itu tak berbalas, tunda. Ada gangguan jaringan seperti biasanya, atau mujahid jangkrik sengaja mematikan hp nya?

Terasa ada yang beda, biasanya dipagi buta sudah ada yang menyapa, tapi pagi ini, … sepi. Ada setitik rasa kehilangan yang kurasa, tapi aku harus membiasakannya, agar apa yang kuangankan menjadi nyata. Aku tak tahu apa yang sedang terjadi di sana, ku berharap semua baik baik saja, semoga pesan pesanku sampai dan dibacanya, walau dia tidak langsung menjawabnya, bukan itu pentingnya, tatapi harapku isi pesan pesanku merasuki jiwanya, membangkitkan semangatnya, memotivasi dirinya. Terus saja pesan aku kirimkan, dengan harapan, dia membacanya.

Allah tak suka bila hambaNya berbagi cinta dengan makhluqNya, sehingga Allah uji kecintaan kekasihNya Ibrahim tuk korbankan anaknya, agar cintanya hanya tuk Allah semata. Bisa jadi dikala kita sedang lupa kepada Allah. Dia menguji kita dengan sesuatu yang menyakitkan, padahal itulah cara Allah tuk mengembalikan cinta kita kepadaNya.


***

Mi! Lagi apa? Nih aku baru saja pulang.

Ha ha ha ,Umi kira ngambek, syukurlah sudah pulang, nggak nyangkut di pesisir.

Nih sedang sekarat, tadi malam nabrak truk  he he … innalillahi… masih hidup. Nggak nyangka juga, hanya luka ringan dan keseleo, padahal motor hancur.

Masyaallah, kenapa bisa begitu? Allah belum izinkan kau menghadapNya, karena tugasmu di sini belum selesai.

Tikungan tajam, lampu kurang berfungsi dengan baik, sambil melamun juga, cieee…. Yeach mungkin belum saatnya juga

Sabar kenapa?Nggak usah ditunggu, perasaan pede banget, seperti yang bekalnya sudah menggunung. Nggak jadi kesini? Apa sudah nggak minat? Sms Umi yang panjaaaang semalam sampai tidak?apa jatuh di kolong truk?

Nih sms Umi baru kubuka, insyaallah nati kalau sudah sembuh ketempat Umi.

Aku sedih. Kejadian kemarin telah mengganggu fikirannya, konsentrasinya, menyebabkan dia celaka, Ya Allah, ampuni aku, bila ini terjadi karena salahku. Tak tahan, air mata meleleh di pipiku. Tak ada kejadian tanpa izinNya, termasuk awal dari kejadian ini. Terusiknya hati Habib meng smsku, bukan suatu kebetulan, Pasti ada maksud Allah membiarkan kejadian ini. Galibnya apa yang terjadi, merupakan ujian bagi pelaku maupun penyaksi, agar diambil pelajaran untuk meningkatkan kualitas keimanannya, itu pedomanku dalam mengamati dan mengalami setiap kejadian.

***

Akhirnya dia membalas, setelah 2 jam dari pernyataannya sedang membuka sms dariku.

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi… Aku tenggelam dalam lautan luka yang mendalam.. aku tersesat dan tak tau arah pulang… kian lama kian pasrah kurasakan jiwaku.
Selama ku mencari… selama ku menanti…bayang bayangmu di atas senja… matahari membakar rinduku… aku mulai terbang tinggi bersama mega mega menembus dinding waktu…aku coba pejamkan mata dan memanggil namamu…
Tertutup sudah pintu hatiku… yang pernah terbuka hanya untukmu… kini kau pergi dari hidupku…harus merelakanmu walau aku tak mau…

Hening… sepi…kutunggu, tapi tak ada lagi suara sms masuk. Kubiarkan dulu, kutunggu…ku ulang ulang membaca pesan itu… belum ada perubahan, aromanya masih sama dengan kemarin kemarin sebelum pernyataannya yang kupaksa itu, bahkan ini kurasa lebih pilu… Sebegitukah aku di hatinya? Sungguh, aku heran, mengapa bisa sampai seperti itu? Apakah karena aku termasuk orang yang sering mengabaikan perasaan karena tak ingin terhanyut dan terjebak di dalamnya?  Jujur! Aku tepengaruh! Inikah yang selama ini di bilang orang chemistry cinta? Rasa getar dalam hati terhadap seseorang, tanpa alasan. Seperti pengakuan Habib tentangku, nyaman. Hanya itu. Secara logika sama sekali tidak masuk akal. Ketemu belum pernah, interaksi langsung belum pernah, ada kepentingan? Tidak ada. Artinya ini murni, chemistry. Sayang! Salah alamat, walaupun Habib menolak mentah mentah kalau kukatakan cintanya salah alamat. Tidak ada cinta yang salah alamat, dia yakin itu.

Sudah ngomongnya? Sekarang sedang apa?

Sedang berbaring Mi!

Sudah makan? Keseleonya sudah di urut? Siapa yang merawat?

Nggak pengen makan Mi, semalam diantar supir truk berobat ke klinik, keseleo belum bisa diurut, lukanya sudah berhenti berdarah. Ya .. biar dulu lah, nanti juga sembuh sendiri. Biar tambah kurus gitu, sembuh juga mau apa? Sebentar sebentar ngeluyur.

Hei, sudah begitu banyak sakit yang kau rasa,masih belum sadar juga, masih belum kembali mendekat kepadaNya, dengan cara apa agar kau bangkit? Tak ada yang bisa menolongmu, kalau kau tak mau ditolong. Untuk apa aku ada menemanimu, mendampingi, kalau kau sendiri tak ada niat untuk bangkit?

Dikala malam hatiku menangis, dikala hatiku teriris…teringat cerita cinta yang telah lalu. Jikalau malam hatiku terdiam membisu… kuteringat tentangmu… ku tak bisa tanpamu.

Oke, siapa yang tahu esok hari? Kalau kau butuh aku, selagi kumampu, selagi kubisa menemani, selagi ku ada, bangkit segera. Berhenti merintih, kuatkan pijak kakimu, tegapkan badanmu, bentangkan kepak sayapmu, selagi ku ada, selagi kubisa, selagi kumampu. 
Kadang ku beprfikir, bagaimana kau di mata ibu,ayah, adik dan saudara serta tetanggamu? Apa kata mereka tentangmu? Korban cinta? Lemah? Sensi? Atau kau mampu gagah di hadapan mereka, tanpa tahu hancurnya hatimu?
***

TIPS MEMBUAT BUMBU PRAKTIS, SEHAT, ALAMI


Sebagai ibu rumah tangga yang sibuk, keberadaan bumbu praktis sangat dibutuhkan, sayangnya bumbu praktis yang bebas dari bahan tambahan penyedap rasa sintetis yang tersedia dipasaran sangat sulit didapatkan.

Keinginan untuk menghidangkan makanan yang bebas dari bahan berbahaya, sering membuat ibu ibu jengah dengan kerepotannya, akhirnya, menyerah dengan ketersediaan bumbu yang ada di pasaran, idealisme hidangan sehat dikorbankan.

Sebenarnya, kita masih bisa mengupayakan hal tersebut dengan mengorbankan sedikit waktu, demi kesehatan keluarga tentu para ibu tidak berkeberatan.
Tips berikut diharapkan dapat membantu ibu ibu untuk mengatasai masalah keseharian tersebut.

DEFENISI

Yang saya maksud bumbu praktis, sehat, alami adalah bumbu yang memenuhi syarat:
1.       Praktis : mudah menyiapkan  pada saat menggunakannya.
2.       Sehat : memenuhi standar higienis dan kandungan zatnya tidak rusak
3.       Alami : terbuat dari bahan alami, tidak ditambah bahan bahan sintetis atau yang berbahaya, seperti
-          penyedap rasa buatan ( MSG/ vetsin/micin ) (P1)
-          pewarna buatan (terutama yg tdk memenuhi standar dinkes) (P2)
-          pemanis buatan ( dengan berbagai varian) (P3)
-          pengembang (biasanya dipakai untuk membuat berbagai jenis kue) (P4)
-          pengental / pengelat ( bahkan ini sering dibahas dari segi kehalalannya) (P5)
-          pengawet buatan (P6)

JENIS

Bumbu praktis, sehat, alami yang akan dibuat dapat berupa bumbu kering atau bumbu basah, berupa bumbu tunggal atau racikan, silahkan pilih sesuai dengan kondisi masing masing yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kesibukan.
1.       Bumbu kering tunggal
Bahan yang biasa disediakan sebagai bumbu kering tunggal adalah : lada bubuk, ketumbar bubuk, kunyit bubuk, lengkuas bubuk, jahe bubuk, cabe bubuk, bawang merah goreng dan bumbu kering berupa potongan yang banyak tersedia dipasaran seperti kayu manis, cengkih, cabe jawa, kembang peka, jinten, adas, klabet, dll.

2.       Bumbu bumbu basah tunggal
Untuk bumbu basah, harus disimpan di dalam wadah tertutup dan lemari es.
Yang biasa disediakan dalam bentuk sediaan bumbu basah tunggal adalah:
Kunyit, jahe, lengkuas, bawang merah, bawang putih, kemiri.

3.       Bumbu basah racikan
Berupa bumbu racikan siap pakai, disimpan diwadah tertutup dan lemari es.
Yang biasa disediakan sebagai bumbu racikan adalah: bumbu tempe goreng, ikan goreng, sayur lodeh, sayur oseng oseng/ tumisan.

4.       Bumbu lain

CARA MEMBUAT

1.      Kunyit, jahe dan lengkuas bubuk
Masing masing bahan dicuci bersih, di iris tipis setebal 1-3 mm menggunakan pisau stenlis. Iris dan jemur secara terpisah.
Untuk menjaga kebersihan, jemur di tempat yang aman dari debu berlebihan, jangkauan anak anak dan hewan piaraan.
Tutup dengan kain transparan warna hitam.
Setelah kering sempurna, haluskan dengan menggunakan blender kering.
Kemas dalam botol/ plastik kecil agar cepat habis, sehingga tidak terlalu sering kontak udara karena dibuka tutup.
Simpan di tempat kering.

2.       Ketumbar bubuk
Cuci, kemudian jemur agar kering.
Sangrai sebentar sampai tercium aroma khasnya, dinginkan, kemudian blender kering. Simpan dalam botol kecil yang tutupnya berlubang lubang.

3.       Lada bubuk
Cuci lalu jemur sampai kering, blender  kering dan masukkan ke dalam botol kecil yang tutupnya berlubang lubang.

4.       Cabe bubuk
Cuci cabe, kukus sebentar, jemur sampai kering. Blender kering, simpan dalam plastik atau botol.

5.       Bawang merah goreng
Kupas bawang merah, cuci dan iris menggunakan pisau giling agar cepat selesai. Rendam sebentar dengan air yang diberi sedikit garam, tiriskan lalu goreng. Setelah dingin, masukkan dalam botol atau toples yang bertutup rapat.

6.       Bumbu basah tunggal, biasanya: kunyit, jahe, lengkuas, bawang putih, bawang merah,cabe.
Kupas bahan, cuci kemudian blender dengan blender basah, dilakukan terpisah, masing masing bahan.
Bila kadar air terlalu banyak dalam proses pemblenderan, hasil halus kemudian di panaskan untuk mengurangi kadar air.
Masukkan masing masing jenis bumbu pada wadah ada tutupnya, misalnya toples kecil atau cup untuk puding, simpan di lemari es.

7.       Untuk kemiri, setelah di cuci, sebaiknya di sangsai sampai warna kekuningan dan mengeluarkan aroma yang khas, kemudian di uleg/ giling secara manual dengan gilingan / ulegan batu yang biasa untuk membuat sambal, atau bisa juga menggunakan cooper, simpan dalam wadah tertutup dan masukkan lemari es.

8.       Terasi, bakar setelah dingin simpan di botol atau toples kecil tertutup rapat., atau
Hancurkan terasi, sangrai, simpan.

9.       Santan
Buat santan dalam jumlah banyak, jangan terlalu encer. Rebus hingga mendidih sebentar, diamkan sampai dingin.
Masukkan santan kental yang ada di bagian atas kedalam plastik, seukuran untuk sekali masak. Ikat plasyik dan simpan di freezer.
Gunakan santan bagian bawah yang encer untuk memasak hidangan hari tersebut, sehingga tidak terbuang.

10.   Bumbu lain yang biasa disimpan adalah: kayu manis, cabe jawa, cengkih, adas, kembang peka, klabet, jinten, simpan di tempat kering.

11.   Asam kandis, gula jawa, asam jawa masukkan dalam plastik tertutup, simpan di lemari es.

12.   Daun salam, daun jeruk purut, batang sereh, lengkuas segar, jeruk purut, jeruk nipis, jeruk sate, masukkan plastik, simpan di lemari es. 

Friday, November 29, 2013

MUJAHID JANGKRIK 10


Saat dhuha.

Umi… sedang apa?

Baru saja mandi, kemarin betah sehari semalam nggak sms, teruskan dong latihannya.

Bukannya nggak mau sms, tapi eror. Kemarin kan aku miscall Umi karena nggak bisa sms… Mana tahan  sehari saja tanpamu, terasa hampa, Umi… lemezzz aku.

Ha ha ha Umi kira latihan mengurangi dosis, uuuu nggak tahunya korban eror.

Semalaman aku nggak bisa tidur, Umi juga nggak sms aku. Nggak sabar banget aku nunggu pagi… bisa bisa aku mati berdiri kalau lama lama begini.

Sebentar dulu ya, lagi mau membekam pasien nih.

Oke… oya nanti kalau aku kesana, obati aku juga ya, barangkali saja kalau Umi yang ngobati bisa agak berkurang penyakitku ini.

Makanya Umi tanya, sakitnya apa saja, biar umi siapkan nanti herbalnya. Sebenarnya kalau dekat bisa rawat jalan, dua hari sekali selama satu bulan, insyaallah efektif.

***

Umi, sudah makan belum?

Belum, baru selesai sholat sekalian doakan Habib.

Di doakan biar apa Mi?

Biar jadi mujahid tangguh, bersama Allah menghadapi apapun sanggup.

Amin.

***

Umi, lagi apa?

Siap siap berangkat jihad, ngisi pengajian, he he he lo lagi apa coy?

Lagi istirahat Mi, tadi baru saja jatuh, biasa kecelakaan kecil, ngisi pengajian tapi belum mandi ya? Kabur semua nanti pesertanya.

Enak saja! Hoby koq jatuh, sudah jatuh cinta, jatuh hati, jatuh badan, cepat bangun! Biar jatuh seribu kali, kalau mujahid selalu bisa bangun.

Aku kan berusaha bangun jika kau selalu bersamaku.

Hoby koq bila, jika, kalau, piye tho?

Hoby apa Mi?

Hoby pakai kata bila, jika, kalau, tiga kata satu ma’na.

Ooo. Umi memang pakarnya, aku nggak ngerti banget tentang ma’na kata kata, memang jenius sih.
Pengajian siapa Mi sore begini? Sampai jam berapa?

Ibu ibu lingkungan yang sebagian bekerja di luar rumah. Ya sampai menjelang magrib.

Kesini aja Mi ngisi pengajiaannya, biar aku ngaji sama Umi.

Hahhhh!.

***

Umi! lagi apa? Sudah sholat belum?

yaa Rahman yaa Rahim yaa Malik yaa Quddus yaa Salam yaa Mu’min yaa Muhaimin yaa Aziz yaa Jabar yaa Muttakabir, teruskan !

Oooo lagi dzikir wirid ya? Besok kalau mau shoum, bareng ya  saurnya?

Bangun saur bisa, insyaallah, tapi belum berani shoum, kondisi badan belum fit, sedang pemulihan.

Ooo gitu tho, yo wez, temenin aku saur saja ya Mi, biar nyaman saat saurku.

***

Masak masak sendiri…makan makan sendiri…cuci piring sendiri…sauuuur… temenin Mi!

Selamat saur, pake telur ya? Umi mau sholat dulu.

He he he koq Tahu?

***

Alhamdulillah, sudah selesai Mi

Ya, tahajud dulu, walau sedikit, mumpung belum subuh.

Sudah Mi, tadi jam 2.

Alhamdulillah. Bahagianya Umi ketika hadir menyaksikan bangkitnya seseorang yang tersandung, ketika turut andil dalam proses kembalinya seorang hamba pada kasih sayang Robbnya. Lanjutkan! Sampai suatu saat nanti…

Sampai suatu saat nanti, kau benar benar berada di sampingku, saur bersamaku he he he nggak dech.

Pandanganmu adalah pandanganNya, pendengaranmu adalah pendengaranNya, kehendakmu sesuai dengan kehendakNya. Tak ada kesedihan, tak ada keluhan, karena hidupmu diliputi nur keagunganNya.

***

Sedang apa Mi?

Siap siap pengajian.

Pengajian setiap hari ya Mi?

Hampir.

***

Sudah menyiapkan bukaan?

Sudah Mi, Nih lagi merebus terong bunder… anda berminat? He he he

No thanks, siapkan doa, kan doa orang puasa makbul? Doanya, biar mujahid jangkrik cepat jadi lebih tangguh, nggak sedih lagi, nggak melo lagi.

***
Habib hadir setiap saat, pagi hari, waktu makan, menjelang atau sesudah sholat, atau kapan saja. Sampai saat ini tetap aku biarkan, perkembangannya semakin bagus. Semakin kebelakang, kesedihannya semakin berkurang, kegembiraannya semakin nampak. Aku membalas sms nyapun tidak khusus, tetap dengan melakukan aktivitas seperti biasa.Sampai saat ini masih tetap kulayani, aku masih menunggu saat yang tepat untuk menghentikannya, harapanku, bukan aku yang menghentikannya, tetapi dia dengan kesadaran sendiri dan secara perlahan bersedia menghentikannya, aku tetap berharap, Habib kembali kedunia nyatanya dengan segala kewajibannya sebagai seorang pemuda yang memahami agama dan mengamalkannya dengan sebaik baiknya.
***

Tidur Mi?

Di depan computer.

Sedang apa di depan computer?

Melanjutkan cerita cinta salah alamat.

Ooo… lanjutkan Mi aktivitasnya, aku mau berendam dulu.

Aneh! Tarzan malam malam begini berendam pakai apa?

Badan panas banget, sakit sakit semua tubuhku, kepala cenut cenut, biasalah Mi, malam malam yang kulalui… Uuuuh, kalau dirasa memang bosan, tapi ya sekarang ada Umi yang menemaniku setiap saat. Mi, jangan pergi ya?

Mulai dech, melonya kambuh, harus di cegah!

Dari tadi Umi di sini, memang dikira mau kemana?

Syukurlah kalau begitu, aku takut saja Umi pergi , kemana gitu? Di bawa orang kabur. Ya udah Mi, tidur saja, nanti meriyang!

***

Hampir jam enam pagi, ketika dia menyapa,

Umi! Sedang apa?

 Sedang sarapan sambil nyuapin si kecil!

Tumben, biasanya jam segini baru masak… sudah sarapan, tapi belum mandi ya?

He he he, .. .Bib!  Sampai kapan kau harapkan Umi mendampingimu?

Sampai aku bisa menata hati dan fikiran. Aku juga nggak mau koq menyia nyiakan harapan Umi! Aku ingin Umi selalu mendampingiku sampai suatu saat nanti Allah memberi keputusan yang terbaik untukku.

He he he… bagaimana bidadari kan hadir dalam hidupmu,jika kau tak mau berlepas diri dari sirenta yang hampir punah ini? Keputusan yang terbaik akan datang ketika kita menentukan tujuan yang diridhoiNya dan melakukan tindakan untuk mencapai tujuan itu dengan mengikuti syariatNya.

Heeem, ruwet.

Simple koq

Kalau aku tanya, Umi ingin aku jadi seperti Apa? Dengan kondisiku yang seperti sekarang, simple saja?

Kena gw! Coba cari satu dalil saja yang menyatakan bahwa menikah itu harus didasari adanya cinta kepada calon pasangannya?

Memang benar kalau bicara konsep, pada kenyataannya bagaimana? Jadi Umi ingin aku segera menikah? Walau tanpa rasa cinta?

Kau tahu? Atas dasar apa Umi menikah dengan Abi? Sudah 22 tahun kami jalani! Tanpa cinta sebelumnya! Andai Umi sekarang ditanya, apakah cinta kepada Abi?...Umi nggak bisa jawab, karena Umi nggak perduli dengan itu! Umi melakukan semua sesuai fitrah, ketika kita lakukan hanya berharap ridhoNya, yakinlah! Allah tak kan pernah tinggalkan kita yang tak mau menjauh dariNya.

Bagaimana dengan aku Mi? Apakah aku bisa? Masa laluku membuatku terbelenggu, untuk bangkit saja aku merasa begitu berat.

Bisa! Pasti!Kalau kau ragu dengan kemampuanmu, maka aku yakin kau punya kemampuan itu, selama iman masih bersemayam di dadamu.

Kalau memang itu yang Umi harapkan dariku, akan ku usahakan untuk itu, walaupun harus mengorbankan perasaanku sendiri, yeach… mungkin saja Umi merupakan mimpi terindah bagiku.

Laa yukallifullahunafsan illa wus aha… Allah tidak akan memberi beban melampaui kemampuanmu… masih ragu?

Saat kau berkata… berlinangkah air mataku…

Allah mengharamkan neraka bagi seorang laki laki yang menangis karena takut kepadaNya. Bergembiralah dengan janji Allah.

Dampingi aku Mi! agar selalu kuat menghadapi semua cobaan yang Allah berikan. Jangan menjauh dariku. Aku kan selalu membutuhkanmu dalam hidupku sebagai apapun juga, yach… daripada aku menunggumu sampai tua.

Oke, I am a your mother, say it!
Yaaach… butuh waktu, namanya juga masalah perasaan, kalau itu yang terbaik untuk Umi, aku kan mencobanya, tapi yang pasti aku tak bisa tanpamu. Aku ingin kau selalu hadir dalam hidupku walau bukan sebagai bidadari. Yang jelas aku tak bisa jalani waktuku tanpa hadirmu, tanpa nasehatmu, tanpa sms darimu, sungguh aku tak bisa. Umi boleh menginginkan aku jadi seperti apapun juga, tapi yang tak bisa untukku adalah melewati waktuku tanpamu.

Tapi bilang dulu! Pernyataan itu penting bagiku!

Aku akan berusaha mengalihkan perasaanku, walau sangat berat. Kata Umi aku bisa, ya akan kucoba.

Bandel! Ngomong dulu, yang lain menyusul!

Tak ada balasan.

Halooo!

Berat Mi ngomongnya…

Tidak lebih berat dari pernyataan cintamu dua minggu yang lalu.

Mi… aku mau ke pasar dulu ya, assalamu’alaikum.

Tak ku balas.

Sibuk apa ngambek neeh? He he he

Tetap kudiamkan.

Oke kalau itu yang terbaik untuk Umi. Aku akan melakukan apa saja demimu. Bismillah. Mungkin sampai disini cerita cinta diantara kita berdua, mulai saat ini aku akan mengganggapmu sebagai ibu, teman atau guruku, semoga Allah mempertemukan kita di surga sebagai jodoh.

Kena Lo! I get it! I like it. But… buntutnya nggak enak, seolah kau tau saja yang terbaik untukmu.

Bagaimana Mi? Puas? Nggak tahu perasaanku saat mengucapkan kata kata itu!  Memang ada yang lebih baik darimu bagiku?.

Yes! You can do it.Itu sebuah langkah awal yang hebat. Abaikan perasaanmu, kau pasti bisa. Sakit sedikit tak apa, lama lama akan terbiasa.

Itu karena aku masih bisa bertahan seperti ini, andai kau benar benar pergi…entahlah.

***
Umi!

Hmmm

Mi lagi apa? Sudah maem belum?

Alhamdulillah, Habib sudah bikin Umi laper,  sesiang ini Umi sudah makan tiga kali.

Alhamdulillah aku turut bahagia bila Umi bisa bahagia karenaku. Akan kukorbankan semuanya termasuk perasaanku sendiri, yaaach… beginilah takdirku, tiada harapan yang sesuai kenyataan.

Ganti kacamata pandang kehidupanmu dengan kacamata syukur. Bagi orang beriman, apapun yang Allah berikan itulah pasti yang terbaik, walau kita belum menemukan mana sisi baiknya. Fabiayyi ‘aala irobbikuma tukadzdzibaan. Ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang hendak engkau dustakan?

***

Mi! Aku mau ke pesisir dulu ya, nampaknya malam ini akan menjadi sangat panjang bagiku.

Mancing? Maafkan aku bila telah memberatkanmu, but… trust me, this is the best for us, specialis for you. Smile for this, please?

***