Friday, August 16, 2013

TERNYATA TIDAK MUDAH

Menjadi orang tua tidak ada sekolahnya, setidaknya sampai saat ini saya belum dapat informasi tentang adanya sekolah formal yang khusus mengajarkan tentang bagaimana menjadi orang tua.
Menjadi orang tua, memang tidak mudah, tentu bagi orang yang sudah mengalaminya.
Manusia disebut sebagai orang tua, tidak semata mata karena usianya sudah tua, karena belum ada kesepakatan, umur berapa seseorang masuk ke dalam golongan orang tua.
Manusia digelari sebagai orang tua, lebih pada perannya sebagai orang yang memiliki anak.
Galibnya, seorang yang mempunyai anak, juga adalah yang mendidiknya dan bertanggung jawab terhadap Allah atas hasil didikannya.
Membicarakan ketidak mudahan, bila tidak ingin menyebutnya kesulitan, bukan berarti mengeluh, atau fokus pada hambatan atau negative thinking, tetapi lebih pada upaya untuk memahami bahwasanya untuk menjadikan anak yang hebat, butuh energi yang tidak biasa serta strategi yang brilian, salah satunya adalah mengenali ketidakmudahan pada umumnya yang dialami orang tua.
Keberadaan anak, awal dirasakan, ketika hadir dalam rahim seorang ibu. Perubahan hormonal yang terjadi biasanya mempengaruhi sang ibu, baik secara biologis maupu psikologis. Secara psikologis mayoritas akan menghadirkan kebahagiaan bagi ibu maupun ayah, sedang secara biologis, mayoritas membawa ketidaknyamanan bagi sang ibu. Inilah ketidak mudahan pertama yang harus siap dihadapi oleh calon orang tua, terutama ibu.
Saat melahirkan, kondisi ketidak mudahan berikutnya.Mungkin itu sebabnya Allah memberikan gelaran syahidah bagi wanita yang wafat saat melahirkan(secara normal).Ketika para syahid wafat saat bertaruh nyawa, begitu halnya dengan wanita saat melahirkan, bahkan sendirian. Keikhlasan, kesabaran, kegigihan, akan mempengaruhi kualitas kesyahidan itu atau kemenangannya.
Baby blues, istilah yang menggambarkan ketidaknyaman seorang ibu pasca melahirkan, secara psikologis.
Dunia baru, suasana baru, adaptasi baru, baik secara fisik maupun psikologis, kadang membuat seorang ibu baru tidak percaya diri dan merasa belum siap, lebih ekstrim ada sikap menolak kehadiran sang bayi, terutama ketika tidak mendapat dukungan yang memadai dari lingkungannya. Biasanya ketidak mudahan ini tidak berlangsung lama.
Tiga bulan pertama, tidak mudah bagi ibu baru menyesuaikan diri dengan agenda baru, pola tidur baru, menu makan yang harus lebih berhati hati. Hal ini termasuk dialami oleh ayah baru yang care terhadap istri dan bayinya.
Tahun pertama, perhatian super harus diberikan, ini juga tidak mudah. Membutuhkan ilmu tentang kesehatan dan tumbuh kembang, termasuk kondisi lingkungan yang juga akan memberikan efek psikologis bagi si bayi.
Ditahun pertama harus dipastikan bahwa tidak ada kondisi bawaan yang tidak normal, kalaupun ada, maka harus segera disiapkan tindakan yang harus diambil, mencegah keterlambatan penanganan, yang akan berakibat fatal pada perkembangan berikutnya.
Tiga tahun pertama, ketidak mudahan penjagaan pada keselamatan, karena biasanya di usia ini anak banyak aktifitas yang menantang, tetapi pemahaman keamanan diri belum difahami dengan baik.
Lima tahun pertama, the golden age, konsep yang tertanam di usia ini akan sangat menentukan proses pembentukan kepribadian dimasa depannya. Dia bukan manusia kecil yang tidak tahu apa apa, justru respon yang diberikan orang tua terhadap sikapnya adalah apa yang mereka anggap benar untuk semua hal. Ketidak mudahan bagi orang tua yang belum siap dengan konsep, hendak dijadikan apa anak ini?
Masa prasekolah, saat anak memilih teman dan lingkungan, ketidak mudahan awal menyangkut pembiayaan dan pengaruh lingkungan. Kadang muncul kendala klise, ketiadaan dana menyebabkan orang tua merelakan anaknya masuk lingkungan yang tidak sesuai dengan idealismenya.
Masa sekolah dan praremaja, ketidak mudahan lanjutan dari masa sebelumnya, bahkan dengan kerumitan yang semakin beragam, kegagalan dalam memilih teman akan menambah bobot ketidakmudahan masa berikutnya.
 Ketidak mudahan akan berlanjut dan berlangsung lebih lama, ketika orang tua gagal menanamkan kemandirian dan tanggung jawab pada anak, karena akan berakibat pada ketergantungan yang berkepanjangan pada orang tua.
Secerdas apapun, seantisifatif bagaimanapun, sekreatif apapun orang tua, bisa dipastikan tetap akan melalui proses ketidak mudahan ini, sedikit atau banyak, dan mengakui ternyata memang tidak mudah menjadi orang tua yang bisa mengantarkan anaknya menjadi hebat dan luar biasa, karena untuk menjadikan anak hebat dan luar biasa maka dibutuhkan upaya dan energi yang hebat dan luar biasa juga.
Bekalan apa yang dibutuhkan orang tua untuk melaui semua proses ini?
1. Keikhlasan dalam menjalaninya, semua ini sunnatullah, bagian dari penghambaan seorang manusia.
2. Keilmuan dalam mempersiapkannya dan terus belajar selama menjalaninya.
3. Sertakan Allah dalam setiap momennya, anak adalah manusia seperti kita juga, yang memiliki hati, dan sebaik baik pengendali hati adalah Dia, robbul izzati. Anak bukan robot, bukan boneka yang bisa kita kendalikan semau kita, mereka punya jiwa yang butuh siraman cinta sebagai konsumsinya.
Semoga kita bisa menjadi orang tua hebat tersebab menghebatkan anak anaknya.

No comments:

Post a Comment